Sabtu, 11 Mei 2013

Berikan Jalan Untuku, Tuhan

Aku merasa kehancuran melanda jiwa, saat bulan purnama yang ku harapkan tak lagi menyinari malamku.
Mata yang seharusnya memandangnya ke atas, kini harus tertunduk meneteskan air mata.

Entah apa gerangan yang menyebabkan keredupan melanda malamnya, hingga tak kuasa menghempaskan cahayanya yang biasa ia tujukan padaku.

Belum sempat aku katakan, , ,
Tingginya gunung dan dalamnya lautan yang membentang tak cukup membuatku berhenti meraih kehangatan di dekatnya.

Tak mungkin aku cari alasannya! sebab jalanku telah basah oleh air mata kerinduanku.
Di sekitarku pun gelap, tak mungkin ku temukan sisa-sisa cahayanya yang masih terkubur bersama bekas pijakan kakinya.

Apa aku harus menunggu ?

0 komentar:

Posting Komentar